Sosok Bupati Buton Tengah Samahuddin, dari Gaya Nyentrik hingga Berkantor di Gazebo Kantor Bupati

Mobil Toyota Fortuner plat dinas berjalan pelan memasuki halaman Kantor Bupati Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (14/09/2021).
Kantor bupati nan 'sederhana' itu berlokasi di Kelurahan Lakudo, Kecamatan Lakudo, Kabupaten Buteng, Provinsi Sultra.
Seorang pria tampak duduk di jok depan di samping sopir mobil yang dikawal kendaraan double cabin bertuliskan Patwal Satpol PP.
Wajah pria itu tampak jelas karena kaca mobil berkelir hitam tak tertutup.
Mobil langsung diparkir di depan pintu masuk kantor, persis di samping rumah jabatan bupati.
Pria tinggi besar yang duduk di jok depan itu langsung turun dari mobil.
Ia mengenakan kemeja lengan panjang berwarna biru, celana kain hitam, senada dengan sepatu pantovel mengkilap.
Lengan kemeja yang dikenakannya digulung hingga mendekati siku.
Tak ada satupun emblem melekat di kemeja yang dikenakannya.
Ia langsung menuju ke gazebo di area kantor bupati (dulunya merupakan Kantor Kecamatan Lakudo).
Ada seorang pria mengenakan pakaian dinas Pegawai Negeri Sipil (PNS) mendekat langsung duduk di sampingnya.
Beberapa PNS lainnya tampak berdiri di luar gazebo, tak jauh dari pria yang duduk santai di kursi besi panjang.
"Kita yang dari Tribun, itu Pak Bupati. Sebentar yah," tanya seorang pria yang mengenakan pakaian safari berwarna hitam.
Ialah Haji Samahuddin, Bupati Buton Tengah periode 2017-2022.
Sedangkan, pria bersafari itu adalah ajudannya, Baharun.
Seusai bupati berbincang sekitar 2 pejabat berpakaian dinas, Baharun pun mempersilakan Tribun bertemu.
"Di sini saja yah, saya agak kurang terbiasa di dalam ruangan," ujar Samahuddin sembari mempersilakan untuk kami duduk sebangku dengannya.
Penjelasan ini mengonfirmasi mengapa saat itu Samahuddin tak masuk di ruang kerja bupati.
Dia memilih langsung ke gazebo untuk berkoordinasi dengan sejumlah pejabatnya termasuk menerima tamu.
"Saya ini orang lapangan, memang senangnya di luar (ruangan)," ujar pria yang ditemui beberapa jam jelang pelantikan puluhan pejabat eselon II dan III di lingkup Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Buteng itu.
Tak banyak kata dari mulut Samahuddin saat memulai hingga mengakhiri perbincangan.
Dia tak banyak membeberkan program dan rencananya di sisa masa kepemimpinannya, sekitar sembilan bulan lagi.
Samahuddin hanya sekilas menceritakan mengenai sosok dan profil dirinya.
Termasuk pengalaman masa mudanya yang pernah menjadi tukang batu hingga penjual sayur.
"Dulu kita kerja apa saja, saya tinggalkan kampung dan merantau untuk memperjuangkan nasib," ujarnya.
Perjuangan masa muda itulah yang mengantarkan dirinya menjadi pengusaha, politisi, hingga kini menjabat Bupati Buteng.
Dalam profilnya, Samahuddin tercatat menjadi Direktur PT Sumber Hasil Utama tahun 2008 hingga 2016.
Lalu terjun ke dunia politik dengan menjadi Ketua PAC PDI Perjuangan Mawasangka Timur tahun 2003-2008.
Ia juga pernah menjadi Ketua DPC Partai Nasdem Buton Tengah tahun 2015-2020.
Kini, Samahuddin adalah Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buteng.
Namun, ia sungkan berbicara panjang lebar terkait kiprahnya itu.
"Saya berawal dari pengusaha, dulu pernah jadi tukang batu hingga jualan sayur," ujarnya.
Pernyataan itu menjelaskan, Samahuddin memimpin Buteng dengan gaya informal bahkan terkesan 'nyentrik'.
"Nah, mungkin pengalaman itu membuat cara memimpin saya lebih simpel dan praktis, jauh dari kesan birokrasi," katanya menambahkan.
Saat ditanya apa yang masih ingin dilakukannya sebagai bupati, Samahuddin pun menjawab ringkas dan lugas.
"Kita santai saja, biar masyarakat yang menilai kita. Kita jalankan tugas dan tanggungjawab kepada rakyat, jadi semuanya dikembalikan kepada masyarakat," jelasnya.
Pun saat ditanya keinginan melanjutkan kepemimpinannya sebagai Bupati Buteng untuk periode keduanya "Semuanya kita kembalikan kepada rakyat yang menilai kita," tuturnya.
Sejauh ini, Samahuddin telah menggenjot pembangunan infrastruktur di daerah yang baru dimekarkan dari Kabupaten Buton sekitar 7 tahun silam tersebut.
Infrastruktur tersebut salah satunya kantor bupati yang hingga saat ini harus menempati eks kantor Kecamatan Lakudo.
Juga pembukaan dan perbaikan akses jalan termasuk beberapa icon kabupaten seperti simpang Labungkari.
Ia sempat memaparkan beberapa potensi daerahnya yang bisa dikembangkan seperti sektor perikanan hingga pariwisata.
Lainnya soal pertumbuhan ekonomi Kabupaten Buton Tenggah berada di atas 3 persen.
Angka itu dinilai positif mengingat pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Samahaddin menambahkan, sebelum pandemi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Buton Tengah mencapai 5 persen.

Data Diri

  • Nama: H Samahuddin:
  • Lahir: Wambuloli, 31 Desember 1964
  • Istri: Jusniar
  • Anak: 3

Pendidikan:

  • SDN Wambuloli (1971-1977)
  • SMP Mawasangka (1977-1981)
  • SMA Baubau (1981-1984)
  • S1 Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Makassar (2003-2011)

Karir:

  • Direktur PT Sumber Hasil Utama (2008-2016)
  • Anggota Hipmi Sulawesi Tenggara (2008)
  • Bupati Buton Tengah Terpilih Periode 2017 - 2022
  • Ketua PAC PDI Perjuangan Mawasangka Timur (2003-2008)
  • Ketua DPC Nasdem Buton Tengah (2015-2020)
  • Ketua DPC PDI Perjuangan (2020-sekarang).